BAB 7
Lingkungan Abiotik
Lingkungan
abiotik adalah komponen penyusun lingkungan yang berupa makhluk tak hidup.
Berikut akan kita pelajari komponen abiotik yang menyusun suatu lingkungan.
A. Tanah
Tanah merupakan lapisan tipis kulit
Bumi yang terletak paling luar. Tumbuhan memerlukan tanah sebagai tempat hidup
serta mendapatkan air dan zat-zat hara untuk pertumbuhannya. Manusia dan hewan
terutama membutuhkan tanah untuk mendapatkan air.
Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan induk (anorganik) yang
bercampur dengan bahan organic yang berlangsung sangat lama. Tanah mengandung
partikel batuan (mineral), bahan organic, air, dan udara.
Jenis tanah memiliki perbedaan yang terjadi karena berbagai factor,
diantaranya jenis batuan, bahan induk, curah hujan, penyinaran Matahari, bentuk
permukaan Bumi, makhluk hidup yang ada di tanah, dan tumbuhan penutup tanah
(vegetasi).
Ciri-ciri tanah subur antara lain tektur dan struktur tanahnya baik,
yaitu butir-butir tanahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil; banyak
mengandung garam yang berguna sebagai zat hara tumbuhan; dan banyak mengandung
air untuk melarutkan garam-garaman.
Tekstur tanah merupakan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan pasir, debu, dan tanah liat yang
terkandung pada tanah. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi tekstur tanah
antara lain komposisi mineral dan batuan induk, sifat dan lamanya proses
pembentukan tanah, serta umur tanah.
1. Proses Terbentuknya Tanah
Tanah berasal dari
pelapukan batuan dengan bantuan makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dikenal
sebagai pedogenesis. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain batuan induk, bahan organic, organism tanah, waktu, dan
iklim.
2. Bagian-Bagian Lapisan Tanah (Struktur
Tanah)
Tanah terdiri dari berbagai
lapisan yang terbentuk secara horizontal yang disebut dengan horizon. Setiap
lapisan ditandai huruf dengan urutan O-A-B-C-R.
a. Lapisan O
Huruf O menunjukkan kata
“organik”. Hal ini karena lapisan teratas kaya akan bahan organik. Lapisan ini
disebut juga humus.
b. Lapisan A
Lapisan A adalah lapisan tanah
atas (top soil). Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari lapisan yang
berada dibawahnya dan mengandung banyak bahan organic. Lapisan A dikenal
sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologi. Di lapisan ini terdapat
berbagai makhluk hidup yang melakukan aktifitasnya, seperti cacing tanah,
arthropoda, nematoda, jamur, berbagai spesies bakteri, dan sering kali
berhubungsn dengan akar tanaman.
c. Lapisan B
Lapisan B umumnya disebut lapisan
bawah tanah dan mengandung mineral, seperti besib atau alumunium. Lapisan B
sangat miskin material organik. Lapisan B umunya berwarna kecokelatan atau
kemerahan akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas dari lapisan A.
d. Lapisan C
Lapisan C menganung batuan induk (material induk).
Lapisan ini mengandung batuan yang belum mengalami proses pelapukan.
e. Lapisan R
Lapisan R merupakan lapisan
yang mengalami sebagian pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan
lapisan diatasnya, lapisan ini sangat padat dan keras serta tidsk bisa digali
dengan tangan.
3. Macam-Macam Tanah
Secara umum tanah terbagi
menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
a.
Tanah
zonal, yaitu tanah yang dikendalikan oleh iklim dam vegetasi setempat.
Contoh tanah zonal adalah sebagai berikut.
1) Tanah
tundra, yaitu tanah yang terdapat di daerah Arktik dan sub-Arktik (permukaannya
selalu beku), warnanya biru keabu-abuan.
2) Tanah
podosol, yaitu tanah didaerah beriklim dingin dan basah (curah hujan tinggi).
Sifatnya antara lain masam karena pencucian air hujan, di lapisan B terjadi
akumulasi logam besi (Fe) dengan logam alumunium (Al) sehingga berwarna abu-abu
hitam.
3) Tanah
prairie, yaitu tanah-tanah didaersh curah hujan rendah dan penyebarannya tidak
merata. Evapotranspirasi yang terjadi lebih tinggi daripada curah hujannya
sehingga terjadinya laisan kering dan terjadi akumulasi karbon (klasifikasi).
4) Tanah
latosol, yaitu tanah di daerah tropika basah dan subtropika yang kelembapan dan
suhunya tinggi. Tanah ini memiliki kandungan besi, silika, dan alumunium yang
tinggi sehingga berwarna merah.
b.
Tanah
intrazonal, yaitu tanah yang dikendalikan oleh keadaan setempat yang
ekstrim, topografinya tidak menentu, serta bahan induk dan jumlah air yang
dikandung. Contoh tanah intrazonal adalah tanah gambut serta tanah turpentin
(tanah yang kandungan magnesium, nitrogen, dan kromium tinggi).
c.
Tanah
azonal, yaitu tanah yang tidak mempunyai bentuk khas. Contoh tanah azonal
adalah tanah litosol (tanah yang sebagian besar terdiri dari batuan yang
pelapukannya belum sempurna), pasir, dan deposit alluvial.
4. Gejala Kerusakan Tanah
kerusakan tanah dapat terjadi
karena hilangnya unsure hawa, walaupun tidak terjadi perpindahan tanah secara
fisik. Kerusakan tanah tersebut dapat dipengaruhi oleh:
a. Kegiatan Kehutanan
Kegiatan kehutanan selam ini banyak
memberikan pengaruh terhadap kerusakn tanah. Kegiatan bidang kehutanan yang dapat menyebabkan
kerusakan tanah adalah penebangan hutan secara liar (land clearing). Akibat
kegiatan tersebut hutanmenjadi rusak dan tandus sehingga menurunkan kualitas
tanah.
b. Kegiatan pertambangan
Kegiatan pertambangan juga
telah memberikan pengaruh negative terhadap kualitas tanah, misalnya tanah
menjadi berlubang akibat penggalian barang tambang.
c. Kegiatan Pertanian
Kegiatan pertanian yang
dilakukan secara terus-menerus dan intensif juga telah mengakibkan menurunnya
kualitas tanah, misalkan hilangnya humus dan kesuburan tanah akibat penggunaan
pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan.
d. Pembangunan tidak terkendali
Seiring meningkatnya
penduduk di perkotaan, maka wilayah perkotaan berkembang pesat. Misalnya,
semakin luasnya lahan yang tersedia untuk membangun perumahan sebagai tempat
tinggal.
5. Mengurangi dan Mencegah Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah dapat
dikurangi dan dicegah melalui suatu
upaya yang dikena dengan istilah konservasi tanah. Konservasi tanah adalah
suatu upaya pemeliharaan dan perlindungan secara teratur terhadap tanah.
Konservasi tanah bertujuan untuk mengurangi dan mencegah kerusakan tanah dengan
cara pelestarian. Upaya konservasi tanah juga bertujuan agar tanah tidak rusak
dan tetap produktif. Lngkah-langkah konservasi tanah dapat dilakukan antara
lain dengan cara berikut.
a.
Konservasi secara kimiawi, yaitu konservasi
tanah dengan memafaatkan bahan-bahan kimia untuk mengembalikan struktur dan
kesuburan tanah.
b.
Konservasi secara agronomis, yaitu konservasi
dengan memanfaatkan vegetasi (tanaman) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju
perusakan lapisan tanah paling atas.
c.
Konservasi secara mekanis, yaitu konservasi
tanah yang berupaya mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi,
misalnya pembuatan terasering.
B. Air
Air merupakan kebutuhan dasar yang penting
bagi seluruh makhluk hidup. Hal tersebut karena semua sel dan jaringan tubuh
makhluk hidup berisi air. Tidak mudah mendapatkan air tawar yang sangat
diperlukan manusia. Oleh Karena itu, menghemat pemakaian air dan mencegah
pencemaran air merupakan langah yang harus kita lakukan agar sumber daya air
tetap lestari.
1.
Macam-macam
Air
Secara garis besar air dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Air Laut
Air laut mempunyai peraan yang sangat penting dalam ekosistem global,
misalnya dalam menentukn siklus air, komposisi udara, iklim, dan keragaman
hayati. Laut juga mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Bagi manusia,
laut dapat menyediakan makanan (ikan, rumput laut, dan garam) serta
obat-obatan, dapat berfungsi sebagai sarana transportasi, serta sarana
rekreasi.
1)
Prose-proses Alami yang Terjadi di Laut
(a)
Gelombang
Embusan air dipermukaan laut dapat menimbulkan gelombang. Besar kecilnya
gelombang laut bergantung pada kondisi laut.
(b)
Air Pasang
Pengaruh gya tarik (gravitasi) Bulan menyebabkan terjadinya pasang surut
air laut. Tiap hari gravitasi Bulan selalu berubah-ubah.
(c)
Pergeseran Arus Air Laut
Proses bercampurnya air laut secara horizontal dan vertical, yaitu air
laut yang hangat bercampur dengan air laut dingin. Sementara itu, air laut yang
berkonsentrasi mineral tinggi bercampur dengan air laut berkonsentrasi mineral
rendah.
2)
Ancaman terhadap Laut
Kegiatan
kelautan telah mengakibatkan menurunnya sumber daya alam di laut. Kerusakan
yang ditimbulkan sangat bervariasi.
Disusun Oleh; Fini Rindiani (X-AK)
Disusun Oleh; Fini Rindiani (X-AK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar