Senin, 15 Februari 2016

CUACA DAN IKLIM

     Bab 6
CUACA DAN IKLIM

A.     Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara yang terjadi di suatu tempat dalam jangka waktu tertentu yang singkat. Cuaca dipengaruhi oleh beberapa unsur, yaitu sebagai berikut.
1.      Suhu Udara
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu.
Suhu merupakan ukuran panas dan dingin yang dimiliki oleh benda. Suhu dapat diukur menggunakan termometer. Untuk menyatakan suhu dapat dipakai berbagai skala. Skala yang sering dipakai dalam pengukuran suhu adalah skala Fahrenheit dan skala Celcius.
Suhu udara sangat memengaruhi keadaan cuaca. Suhu yang tinggi menyebabkan cuaca panas, sebaliknya suhu yang rendah membuat cuaca dingin. Perubahan suhu udara dipengaruhi oleh hal, antara lain sebagai berikut.

a.      Sudut Datang Sinar Matahari
Sinar matahari akan terasa panas pada siang hari dibandingkan dengan pagi hari. Hal ini disebabkan pada siang hari sinar matahari jatuh tegak lurus terhadap permukaan bumi.
b.      Lama Penyinaran
Daerah khatulistiwasetiap hari menerima sinar matahari selama 12 jam. Sementara itu, di daerah bagian utara dan bagian selatan, kadang-kadang selama beberapa bulan tidak menerima sinar matahari.
c.      Awan
Awan yang menutupi sinar matahari.
Awan dapat menutupi sinar matahari pada waktu siang. Sebagian sinar matahari akan diserap dan sebagian lagi akan dipantulkan oleh awan. Hal ini mrngakibatkan suhu dipermukaan bumi akan berkurang panasnya. Awan juga bertanggung jawb terhadap turunnya hujan.


d.      Keadaan Permukaan Bumi
              Daratan lebih mudah menyerap dan melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Akibatnya untuk daerah yang jauh dari laut seperti gurun Gobi (Asia Tengah) dan Chad (Afrika) pada siang hari suhunya akan lebih terik.
Karena pemanasan oleh sinar matahari, maka udara akan mengalami perubahan suhu yang bervariasi. Terkadang suhu udara rendah dan terkadang suhu udara tinggi. Untuk mengetahui suhu udara harian dapat dilakukan pengukuran suhu udara harian rata-rata yang dapat dihitung dengan persamaan:                       T=     2TA+TB+TC dibagi dengan 4

2. Awan
Macam-Macam Awan
Awan bereperan sebagai pemantul panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Matahari memancarkan panas ke bumi, sebagian panasnya diserap oleh bumi sehingga bumi menjadi hangat kemudian bumi akan memancarkan kembali panasnya ke udara. Panas yang dipancarkan bumi akan mengenai awan dan awan kembali memantulkannya ke permukaan bumi.
Awan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu:
a.      Kelompok Awan Tinggi
Kelompok awan tinggi berada diketinggian 6-12 km dan ditandai dengan kata siro atau sirus.
·        Sirus
Awan Sirus
Awan sirus berwarna putih tipis pada siang hari dan mengkilat karena banyak mengandung kristal es. Awan sering berwarna merah atau kuning cerah menjelang dan saat matahari terbit atau setelah matahari terbenam.



·        Sirokumulus
Awan Sirokumulus
Awan sirokumulus berbentuk gumpalan-gumpalan kecil dan tampak seperti sisik ikan. Awan sirokumulus relatif jarang muncul dan selalu bergabung dengan awan sirus atau sirostratus.





·        Sirostratus
Awan Sirostratus
Awan sirostratus berwarna putih tipis dan tampak seperti tirai kelmbu yang sangat halus. Oleh karena itu, awan sirostratus dapat membuat langit kelihatan seperti susu atau memperlihatkan susunan berserat. Jika terkena sinar matahari, awan sirostratus akan menimbulkan bayangan di tanah.



b.      Kelompok Awan Sedang
Kelompok awan sedangg berada di ketinggian 2-6 km dan ditandi dengan kata alto.
·        Altokumulus
Awan Altokumulus
Awan altokumul berawarna putih atau kelabu dan tampak seperti gumpalan kapas pipih. Altokumulus terdiri dari tetes air, tetapi pada suhu yang sangat rendah dapat berbentuk kristal es. Altokumulus dapat membentuk suatu lapisan yang seragam dan cukup luas.



·        Altostratus
Awan Altostartus
Awan altostratus berlapis-lapis seperti pita dan berawarna kelabu. Jika terkena matahari atau bulan tidak akan menimbulkan bayangan.






c.      Kelompok Awan Rendah
Kelompok awan rendah berada di ketinggian 0,8-6 km.
·        Stratokumulus
Awan Stratokumulus
Awan stratokumulus bergumpal-gumpal lembut dan berwarna abu-abu. Stratokumulus terdiri dari tetes awan dan kadang-kadang mengandung tetes hujan. Awan jenis ini kadang-kadang disertai curahan hujan dengan intensitas yang kecil.




·        Stratus
Awan Stratus
Awan stratus terlihat berlapis-lapis seperti kabut tipis. Jika awan stratus melewati cahaya matahari atau bulan, garis bentuk matahari atau bulan dapat terlihat. Awan stratus menjadi kabut jika menyentuh permukaan bumi.



·        Nimbostratus
Awan Nimbostratus
        Awan nimbostratus merupakan lapisan awan rendah berwarna abu-abuu gelap, tidak berbentuk, dan terlihat basah. Karena berwarna gelap dan tebal, cahaya matahari tidak terlihat sat menembus awan nimbostratus. Pada cuaca yang buruk, lapisan nimbostratus dapat bergabung dengan awan rendah yang ada dibawahnya.



d.      Kelompok Awan Dengan Pekembangan Vertikal
Kelompok awan dengan perkembangan vertikal berada diketinggian kurang dari 2 km.
·        Kumulus
Awan Kumulus
Awan kumulus berkembang secara vertikal berbentuk kubah atau menyerupai bunga kol dengan lengkungan berwarnah putih cemerlang jika terkena sinar matahari. Bagian dalam yang hampir horizontal berwarna gelap. Awan kumulus biasanya muncul pada pagi hari dan menghilang sebelum malam.


·        Kumulonimbus
Awan Kumulonimbus
Awan kumulunimbus berkembang secara vertikal berbentuk seperti gunung atau menara. Pada bagian atas awan kumulonimbus berserat dan sering menyebar. Kumulonimbus mengandung tetes hujan yang besar sehingga dapat menimbulkan dan terjadinya hujan secara tiba-tiba.


3.      Hujan
Daerah hutan lebih banyak menerima hujan.
Karena terjadi proses pendinginan, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Jika udara sangat dingin, uap air dapat berubah menjadi kristal-sristal es. Suatu saat titik-titik air akan bersatu sehingga menjadi lebih besar dan lebih berat. Titik-titik air tersebut bergabung menjadi titik-titik air. Jika tetes air ini berjumlah sangat banyak dan cukup berat, maka udara sekitarnya tidak mampu menahan lagi menahan, sehingga tetes air tersebut akan jatuh sebagai hujan. Jika awannya terdiri dari partikel-partikel es, maka akan turun hujan salju.
Banyaknya curah hujan sangat dipengaruhi oleh banyaknya penguapan dan proses pendinginan uap air sehingga dapat dikatakan curah hujan sangat bergantung pada keadaan suhu udara.
Hujan lebih banyak turun di latan dibandingkan di daratan. Angin laut (angin yang bertiup dari laut ke darat) banyak mengandung uap air.
Daerah pegunungan lebih banyak menerima curah hujan. Hal ini disebabkan oleh udara di pegunungan lebih dingin sehingga kemungkinan terjadinya proses kondensasi uap air di daerah pegunungan lebih besar.
Daerah berhutan lebat lebih banyak menerima curah hujan dibandingkan dengan daerah tandus. Dalam hutan lebat, transpirasi merupakan sumber uap air. Uap air hasil transpirasi akan jatuh ke Bumi berupa hujan.


4.      Tekanan Udara
Tekanan udara berhubungan dengan ketinggian. Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian di suatu tempat. Manusia tidak dapat hidup di daerah dengan ketinggian di atas 5.100 m. Tekanan udara juga dipengaruhi oleh suhu. Pada lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu. Perubahan tekanan udara terutama disebabkan oleh pergeseran garis edar matahari dan ketinggian tempat.


5.      Angin
Udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal atau vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor penyebab bergeraknya udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Angin membantu Penyebaran Spora.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan tinggi ke tempat yang lebih rendah. Gerak rotasi bumi menyebabkan timbulnya gaya yang memengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh rotasi bumi terhadap arah gerak angin disebut dengan pengaruh coriolis (coriolis effect). Pengaruh coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan selatan bumi dan sebaliknya bergerak dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan utara bumi.


6.      Kelembapan Udara
Kelembapan udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut. Massa udara lembap udara adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air.


7.      Cahaya Matahari
Energi matahari diperlukan untuk melakukan fotosintesis.
         Cahaya matahari merupakan kendali iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama bagi makhluk hidup di bumi. Matahari memberikan 99,97% dari energi panasnya untuk proses fisik yang terjadi dalam atmosfer dan bumi. Bagi tumbuhan, cahaya matahari diperlukan untuk melakukan fotosintesis.




B.     Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim dibumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis, yaitu sebagai berikut.
1.      Sistem Klasifikasi Koppen
Sistem Klasifikasi Iklim Koppen.
Koppen membuat klasfikasi iklim berdasarkan perbedaan suhu dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok iklim yang didasarkan kepada lima kelompok vegitasi. Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima hurun besar dengan tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik, iklim B adalah tipe iklim kering, iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang, iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin, dan iklim E adalah tipe iklim kutub.

2.      Sistem Klasifikasi Mohr
Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubunggan antara penguapan dan besarnya curah
hujan. Dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan > 100 mm per bulan, bulan lembap bila curah hujan bulan berkisar antara 100-60 mm, dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan.

3.      Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasin ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering pada klasifikasi iklim Mohr.

4.      Sistem Klasifikasi Oldeman

Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tumbuhan padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlangsung secara berturut-turut.

Disusun Oleh : Salsabila Putri (X-AK)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar